"21 Tahun Terbelenggu: Perjalanan Membebaskan Jiwa dari Trauma dan Energi Negatif”

 

Sebuah Perjalanan Menemukan Kedamaian Batin

Seorang ibu berusia 45 tahun datang menjalani rangkaian hipnoterapi setelah bertahun-tahun hidup dalam kecemasan. Ia pernah dua kali dirawat di RSJ selama tiga bulan, dan hingga kini masih bergantung pada obat penenang. Rasa takut yang berlebihan telah membatasi hidupnya dan membuatnya sulit menjalani hari dengan tenang.


Akar Luka Emosional yang Bertahun-Tahun Terkubur

Melalui beberapa sesi terapi regresi, lapisan demi lapisan emosinya mulai terkuak. Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis: orang tuanya bercerai, ayahnya meninggal dunia, dan kini ibunya pun sedang sakit keras. Semua itu menumpuk menjadi rasa bersalah, kecemasan, serta ketidakstabilan emosi yang sering muncul sebagai kemarahan dan ketakutan mendalam.

Membersihkan Energi Negatif: Proses Bertahap dari Sesi ke Sesi

Pada setiap sesi hipnoterapi, berbagai energi negatif yang menumpuk dari masa lalu mulai dinetralisir menggunakan Part Therapy dan Soul Chair Therapy, hingga akhirnya ia mencapai tahap Forgiveness.
Namun pada sesi lanjutan, ditemukan sesuatu yang lebih dalam:
sebuah introject, entitas astral yang masuk ke dalam dirinya sekitar 21 tahun lalu. Introject ini memperkuat ketakutannya, terutama saat ia sakit atau merasa terancam akan dirawat kembali di RSJ.

Sosok ini berhasil diidentifikasi dan, melalui proses khusus, dilepaskan dari diri klien agar dapat melanjutkan perjalanan ke tempat yang seharusnya.

Ketika Luka Trauma Menarik Energi Serupa

Dalam banyak kasus hipnoterapi, emosi negatif yang sudah lama tersimpan sering menjadi magnet bagi entitas astral dengan vibrasi yang sama. Energi ini tidak hanya menambah beratnya beban emosional, tetapi juga memperkuat luka yang ada.
Jika tidak dilepaskan dengan teknik yang tepat, entitas tersebut dapat menjadi anchor yang menarik jiwa klien kembali ke vibrasi trauma.

Melalui beberapa sesi yang dilakukan secara konsisten, seluruh energi negatif dinetralisir dan dikembalikan ke tempat masing-masing, memberi jalan bagi klien untuk kembali pada dirinya yang lebih utuh.

Kelahiran Baru Sebuah Kedamaian

Pada sesi terakhir, klien bangun dengan perasaan lega dan damai—sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Trauma yang selama ini menghantuinya telah terurai, memberikan harapan baru untuk kehidupan yang lebih stabil, harmonis, dan penuh ketenangan.


Pelajaran untuk Kita Semua

Kesembuhan emosional bisa terjadi dalam sekali sesi, namun banyak kasus juga yang membutuhkan beberapakali sesi, ini sangat tergantung sugestible PBS nya.

Kasus diatas membutuhkan beberapa kali sesi terqapi.

Perjalanan ini menunjukkan betapa pentingnya proses bertahap: membuka luka yang terpendam, membersihkan energi yang melekat, dan mengembalikan bagian diri yang hilang.

Ketika kita bersedia menjalani prosesnya—sesi demi sesi—kita membuka pintu menuju kehidupan yang lebih utuh, lebih ringan, dan lebih bahagia.

Salam Rahayu 💓💓💓

The Branz - BSD, 31 Mei 2024

Meditasi PKeS: Menyelaraskan Batin, Pikiran, dan Energi

PANDUAN MELAKUKAN PKES



Dalam Keheningan

Ambil posisi nyaman ... senyaman mungkin.

Tarik napas perlahan… dan biarkan diri memasuki ketenangan.

Sekarang, rasakan energi kasih Tuhan memancar dari pusat jiwamu yang paling dalam.
Mungkin terasa hangat… mungkin sejuk… atau mungkin ada getaran halus yang menyentuh hati.
Apa pun sensasinya — selama disertai rasa damai — itulah energi Kasih Tuhan, energi Kasih Semesta, yang mulai hadir dalam dirimu.

Bayangkan energi kasih itu turun lembut dari atas kepala,
melewati leher,
menyusuri tulang belakang hingga tulang ekor,
terus turun sampai ke telapak kaki.

Kemudian biarkan ia naik kembali melalui betis, lutut, perut, dan bertemu dengan cahaya Kasih Tuhan yang memancar dari hatimu sendiri.
Di titik ini, kasih Tuhan sepenuhnya mengisi dirimu — menyatukan pikiran, hati, dan tubuh dalam perlindungan-Nya.

Rasakan energi itu terus naik, melewati leher, dahi, kepala, dan kembali ke titik di atas kepala.
Kini seluruh dirimu berada di dalam penjagaan energi Ilahi yang murni.


Menjadi Saluran Energi Kasih Tuhan

Sekarang, bayangkan dirimu sebagai pipa, sebagai saluran, sebagai wadah yang jernih tempat energi Kasih Tuhan mengalir.

Biarkan energi kasih ini terpancar:
melalui hati,
melalui telapak tangan,
melalui dahi,
bahkan melalui setiap pori-pori tubuhmu.

Arahkan energi itu kepada saudara atau sahabat yang sedang kau fokuskan dalam PKeS.

Biarkan energi kasih Tuhan:

  • menyentuh bagian dalam diri mereka yang sedang sakit,

  • menarik keluar residu-residu energi negatif,

  • melepaskan cengkeraman energi gelap,

  • membawa pulang jiwa-jiwa alam antara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk menyakiti mereka, kembali ke Cahaya-Nya.

Biarkan energi kasih Tuhan juga melindungi bagian yang sehat — tubuh, hati, dan pikiran mereka — agar tetap kuat dan tetap dalam naungan Ilahi.

Dan di atas semua itu, biarkan jiwamu berserah sepenuhnya.
Izinkan diri menjadi saluran murni bagi Kasih Tuhan.
Biarkan cara Tuhan yang terbaik terjadi pada saudara dan sahabat yang sedang kita PKeS.


(hening sejenak / musik lembut mengalun)


Syukur & Terima Kasih

Tarik napas panjang… tahan… lalu hembuskan perlahan.

Kita bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan, Sang Semesta, telah memperkenankan diri kita menjadi saluran energi kasih-Nya bagi kebaikan saudara dan sahabat yang sedang kita doakan.


Direct Drive

Tanamkan dalam pikiran, hati, dan tubuh kita:
Setiap PKeS yang dilakukan dengan ketulusan selalu membuahkan kebaikan.
Energi kasih Tuhan selalu menemukan jalannya.


Note:

“Ketika Energi Kasih-Nya mengalir dengan benar, tubuh kita memancarkan cahaya lembut yang bukan berasal dari diri kita, melainkan dari-Nya. Kita tetap hening, tetap tulus, dan hanya menjadi wadah yang menerima serta memantulkan kasih itu.”

 Pancaran Kasih Energi Semesta (PKES)

Pancaran energy kasih semesta adalah teknik "menemukan Tuhan dalam segala, dan segala dalam Tuhan" sesuai dengan pengalaman batin Inigo Loyola. Dalam tulisannya, Santo Inigo menulis tentang "kontemplasi untuk mendapat cinta". Menurutnya, hanya manusia yang mempunyai pengalaman dicintai oleh Tuhan dapat membagikan kasih dan cinta Tuhan kepada sesamanya dan semesta. Kasih Tuhan dialami dalam pengalaman yang dekat dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. Berdasar pengalaman dikasihi tersebut, seseorang akan mengembalikan energy kasih yang dialami dan dimilikinya kepada orang lain atau semesta. Itu sebabnya Inigo mengatakan bahwa Cinta adalah kondisi menerima dan memberi dari kedua belah pihak. Pihak yang dicintai dan mencintai. Dan pancaran dari kasih ini oleh kita dipancarkan kepada siapapun dan apapun baik yang baik maupun yang jahat. Pada saat memancarkan kasih ini hanya ada kasih itu sendiri dan kepasrahan bahwa energy kasih akan bekerja.

A. Pengertian:

Pancaran Kasih energi Semesta. Yang hendak ditekankan adalah Kasih Semesta atau kasih Tuhan itu Energi. Powernya bisa kita rasakan di dalam diri kita masing-masing.

Wujud getaran energi yang dirasakan. Wujud ini terasa dalam diri Anda, sesuai dengan karakter Anda dan bagaimana Anda merasa nyaman dengan wujud energi kasih-Nya yang Ada rasakan.

  • a. Seperti gelombang cahaya yang memancar.
  • b. Seperti gelombang udara yang menyebar.
  • c. Seperti air sejuk yang mengalir
  • d. Tidak seperti apapun namun terasa memancar dalam hati.

Anda bebas memberi gambaran kasih energi-Nya ini seperti apa, namun rasa anda mesti mengenal dan merasakan bahwa yang Anda pancarkan sungguh kasih energi-Nya.

B. Posisi diri saat melakukan PKeS.

Diri adalah saluran, pipa atau sarana dari kasih energi semesta yang terpancar. Meski seolah diri kita yang memancarkan namun sesungguhnya semesta / Tuhan sendiri yang memancarkan energi kasih- Nya. Sikap kita pada saat PKeS ini hanya sumeleh, berserah diri.

C. Bagaimana Kasih energi-Nya memancar?

Pertama, bisa muncul dari diri terdalam Anda di cakra jantung atau hati Anda. Dari dalam energi-Nya memancar keluar. Jika untuk diri sendiri, alirannya memancar dari hati lalu naik ke atas sampai ujung rambut. Lalu turun lagi dari kepala, badan, tangan dan kaki. Lalu naik lagi dan berpusat kembali di hati.

Kedua, bisa muncul dari alam semesta ini. Energi itu masuk melalui cakra mahkota atau kepala kita, turun melalui tulang belakang sampai ke ujung kaki, lalu naik ke atas melewati cakra seks, naik lagi melewati cakra solar plexusya atau perut kita. Naik lagi menuju cakra jantung atau hati. Energi berputar-putar di situ. Lalu naik melewati cakra tenggorokan dan berpusat di cakra Ajna atau kening kita. Lalu, energi itu jika mengalir keluar, pintu mengalirnya adalah dari hati kita, telapak tangan dan cakra Ajna atau titik tengah kening kita.

Ketiga, gabungan dari dalam hati yang memancar dan dari semesta yang masuk. Proses masuk bisa seperti di atas, atau langsung merasakan saja di hati kasih energi-Nya sebelum terpancar keluar. Pancaran keluarnya bisa lewat kening, telapak tangan dan hati bagian tubuh kita. Atau dari setiap sudut

D. Ciri atau tanda kasih Energi-Nya yang kita rasakan.

Pertama kita merasa rileks, santai, tenang dan damai. Pikiran masuk dalam suasana rileks, santai, tenang dan damai tersebut. Kedua, fisik khususnya di hati, telapak tangan dan kepala terasa hangat, sejuk atau lembut.

____________________________________________________________________________________

 PRINSIP DASAR PKeS

Makna Doa & Dasar PKeS (Pancaran Kasih Energi Ilahi)

Doa adalah momen ketika seseorang memasuki kondisi mirip hipnosis alami—gelombang otak turun dari Beta menuju Alfa dan Theta. Dalam kondisi lembut ini, pikiran menjadi fokus, hati lebih terbuka, dan tubuh ikut selaras. Di titik inilah afirmasi dan permohonan dapat tersampaikan dengan kuat kepada Semesta, dan potensi terkabulnya menjadi lebih nyata.

Dalam keheningan seperti ini, setiap kata dari pikiran, hati, dan tubuh menyatu. Ketiganya bekerja bersama: fokus, tulus, dan pasrah. Inilah kunci agar doa dan afirmasi benar-benar mengalir ke tujuan.

Dalam doa, Anda dapat menyebut siapa pun—keluarga, saudara, sahabat, ataupun jiwa-jiwa yang tidak dikenal: mereka yang meninggal karena bencana alam, peperangan, kecelakaan, kekerasan, pembunuhan, hingga mereka yang wafat secara tidak wajar. Luangkan 5–10 menit hening; biarkan doa Anda menjadi jembatan kasih.


Prinsip Dasar PKeS: Pancaran Kasih Energi Ilahi

1. Persiapan: Niat yang Tulus

Sebelum memulai, arahkan diri pada satu tujuan dengan penuh ketulusan. Libatkan pikiran, hati, dan tubuh sepenuhnya. Percaya—bukan 100%, tapi seribu persen—bahwa Tuhan dan Semesta mendengar dan akan memudahkan jalan.

2. Saat Memulai PKeS: Lepaskan Permohonan

Begitu memasuki PKeS, tinggalkan permintaan Anda. Yang tersisa hanyalah kepasrahan. Biarkan diri menjadi saluran murni dari energi kasih Tuhan, tanpa kendali dan tanpa tuntutan.

3. Rasakan Kasih-Nya dalam Diri

Sadarilah bahwa energi yang mengalir dari Anda bukan berasal dari diri Anda. Yang memancar, menyebar, dan mengalir adalah kasih-Nya. Anda hanya wadah yang menyalurkannya.

4. Lakukan dari Ruang Kasih

Esensi energi Ilahi adalah cinta yang menyembuhkan. Maka lakukan PKeS dalam suasana hati penuh kasih—bahkan kepada orang yang pernah melukai Anda. Jika muncul rasa selain kasih, dan Anda merasakan ego ikut bergerak, segera hentikan dan beralih ke doa biasa.

5. Tidak Ada Batasan Waktu

PKeS dilakukan setulus mungkin, tanpa paksaan. Jika mulai terasa sebagai kewajiban atau beban, akhiri dengan lembut dan lanjutkan dengan doa biasa. Ketulusan adalah jantungnya.

6. Energi Mengikuti Pikiran

Walaupun Anda tidak mengarahkan kemana energi itu harus mengalir, prinsip alam tetap bekerja: energy follows the mind. Energi akan bergerak menuju tujuan yang Anda tetapkan saat persiapan—tempat di mana keyakinan Anda berada.


💓💓❄️❄️💓💓




 PERJALANAN PULANG 



Membantu Jiwa Melanjutkan Perjalanan Pulang

Kita yang masih memiliki tubuh fisik dapat bergerak, memilih, dan berjuang selama tubuh ini sehat dan kuat. Namun bagaimana dengan mereka yang sedang sakit, terbatas, atau bahkan sudah tidak lagi memiliki tubuh fisik karena kematian?

Di sinilah hukum Semesta bekerja: yang kuat menolong yang lemah, yang sehat menolong yang sakit, dan yang masih berinkarnasi membantu yang telah melampaui tubuh fisik.

Tulisan ini mengajak kita memahami bagaimana menolong jiwa-jiwa alam antara — jiwa yang belum sepenuhnya melanjutkan perjalanan Pulang. Kematian adalah perubahan besar yang tak bisa dicegah, dan setiap makhluk yang lahir pasti akan mengalaminya. Namun meski tubuh berakhir, jiwa tetap abadi — entah ia pernah menjadi manusia yang baik ataupun buruk. Hanya tubuh fisik yang kembali ke tanah; jiwa kembali melanjutkan perjalanan.

Pertanyaan besarnya:
Setelah tubuh dikuburkan, ke mana jiwa pergi?
Penjelasan berikut, disarikan dari pengalaman Heri Siswanto dalam membantu banyak jiwa secara spiritual dan melalui teknik Hipnoterapi, memberi gambaran tentang hubungan Tubuh, Jiwa, dan Roh — serta bagaimana manusia dapat membantu jiwa-jiwa alam antara melalui PKeS.


Tubuh, Jiwa, dan Roh

1. Perasaan : Ekspresi Murni dari Jiwa

Jiwa memiliki kebebasan tersendiri, bahkan saat ia menyatu dengan tubuh. Ia dapat merasakan sakit, sedih, senang, kecewa, takut, maupun gembira. Semua perasaan manusia adalah jendela bagi jiwa itu sendiri.

Perasaan-perasaan ini hidup, bergerak, dan dapat diajak berkomunikasi. Luka batin yang belum terselesaikan muncul sebagai:

  • rasa marah,

  • takut,

  • sedih,

  • kecewa,

  • atau perasaan negatif lainnya.

Melalui soul talk — dialog batin — seseorang dapat mengajak perasaan ini berbicara untuk mengetahui sumber luka dan cara menyembuhkannya. Perasaan positif pun bisa diajak berdialog untuk memahami sisi bijak dan indah dari jiwa.

Jiwa, dengan segala kompleksitasnya, adalah tempat pengalaman hidup tersimpan dan terekspresikan.


2. Roh: Jatidiri Sejati

    Roh adalah inti terdalam manusia, bagian yang selalu terhubung dengan Sang Pencipta atau    Semesta. Ketika manusia meninggal, jiwa kembali menyatu dalam Roh, membawa memori kehidupan yang telah dijalani.

Roh memberi:

  • kemampuan spiritual,

  • kesadaran lebih tinggi,

  • intuisi,

  • serta dorongan untuk kembali pada sifat agung dan luhur manusia.

Roh melampaui batas doktrin dan dogma. Ia tidak terkurung oleh ajaran apa pun. Secara energi, Roh adalah entitas tinggi yang memungkinkan manusia menyembuhkan diri melalui apa yang dikenal sebagai Divine Healing atau PKeS — Pancaran Kasih Energi Semesta.

Dalam healing ini, manusia hanya menjadi sarana: pasrah, sumeleh, dan membiarkan Tuhan bekerja melalui dirinya.


PKeS: Pancaran Kasih Energi Semesta

PKeS adalah proses menemukan Tuhan dalam segala, dan menemukan segala dalam Tuhan.

Hanya seseorang yang pernah mengalami kasih Tuhan secara nyata yang dapat memancarkan kasih itu kembali kepada sesama dan Semesta. Kasih Tuhan hadir melalui pengalaman hidup sehari-hari, melalui hal-hal sederhana yang menyentuh hati.

Ketika seseorang menerima kasih itu, ia terdorong untuk memancarkannya kembali — kepada siapa pun:
yang baik, yang jahat, yang sehat, yang sakit, bahkan kepada yang telah melukai dirinya.

Saat memancarkan kasih, satu hal yang tersisa hanyalah kasih itu sendiri — bukan ego, bukan dendam, bukan harapan pribadi.


Tahapan Memancarkan Kasih Energi Semesta

1. Doa dan Niat

    Mulai dengan doa atau memusatkan pikiran pada tujuan PKeS.

2. Pengaktifan Jalur Energi Kasih (Opsional)

    Beberapa praktisi menggunakan teknik khusus untuk membuka aliran energi.

3. Relaksasi

    Masuk ke gelombang otak Alfa–Theta, kondisi di mana keheningan batin muncul.

4. Mengalami Energi Tuhan

  • Setelah rileks, izinkan kasih Tuhan mengalir ke dalam diri.
  • Fokuskan pada cakra jantung (pusat hati), lalu biarkan energi itu menyebar ke seluruh tubuh.
  • Ciri seseorang mulai merasakan energi Tuhan:

    1. Hati terasa hangat.
    2. Batin terasa damai.
    3. Ada kepasrahan total, tanpa ekspektasi apa pun.

5. Memancarkan Energi Kasih

  • Ketika kasih itu telah dirasakan, pancarkan melalui hati atau telapak tangan.
  • Imajinasikan energi Ilahi mengalir keluar — lembut, jernih, ringan — mengikuti arah niat awal Anda.
  • Lepaskan pikiran seperti:
  • “Ini energiku atau energi Tuhan?”

    Cukup izinkan mengalir dengan kepercayaan dan sumeleh.

6. Kunci Penting

  • Yakin pada Tuhan, apa pun nama yang Anda gunakan.

  • Pasrah dan biarkan Tuhan bekerja. Anda hanya saluran

  • Pancarkan kasih, bukan emosi atau energi negatif.
    Jika hati Anda masih berat atau marah, hentikan sejenak dan kembali ke doa biasa.

7. Penutup: Syukur

Akhirilah dengan rasa syukur dan terima kasih atas kesempatan menjadi saluran kasih-Nya.


www.rumahhealing.com


“Menuntun Jiwa Menuju Cahaya: Kisah, Pengalaman, dan Teknik PKeS”

 


“Kelahiran Berakhir; Percikan Cahaya Tak Pernah Mati”


Dalam diskusi tentang arwah atau jiwa manusia—khususnya mereka yang masih berada di alam antara—sering muncul pertanyaan: apakah jiwa-jiwa ini benar-benar bisa dibantu untuk melanjutkan perjalanan menuju Cahaya?

Ada yang bilang tidak bisa, ada yang bilang itu hanya ilusi. Tapi kebenaran sering kali bergantung pada pengalaman masing-masing.

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman pribadi, terutama ketika saya mendampingi Heri Siswanto—seseorang yang dianugerahi kemampuan khusus dan mengajarkan teknik PKeS, sebuah metode untuk membantu jiwa-jiwa tersesat kembali ke Cahaya.

Pengalaman beliau sering terkonfirmasi tanpa disengaja melalui sesi-sesi hipnoterapi saya dengan klien yang tidak saling mengenal. Dari sanalah saya mulai mempraktikkan teknik PKeS ketika berhadapan dengan jiwa-jiwa yang menumpang pada masalah klien saya.

Beliau telah lama menolong jiwa-jiwa di alam antara: jiwa korban kecelakaan, sakit, perang, pembunuhan, bunuh diri, korban energi gelap, hingga jiwa-jiwa yang terperangkap karena susuk atau media lainnya. Jumlah mereka jauh melebihi jumlah manusia yang hidup saat ini.
Dalam pengalamannya, Beliau mampu mengaktifkan atau menonaktifkan mata batin kapan pun—bahkan sambil berkendara—dan bisa berkomunikasi dengan jiwa-jiwa itu.

Namun tidak semua jiwa dapat dibantu. Mereka yang pernah membuat perjanjian sadar dengan kuasa kegelapan biasanya tidak bisa ditolong, kecuali dalam kasus tertentu ketika semesta mengizinkan mereka pulang. Karena itu, Beliau selalu bekerja dalam keheningan, menghindari sorotan publik, dan hanya berbagi pada orang yang tepat—termasuk saya, murid kesayangannya.

Sering kali Beliau menolong jiwa tanpa diminta. Ada kalanya hanya melihat foto di media sosial sudah cukup membuat jiwa tertentu terkoneksi dan meminta bantuan. Ada pula momen ketika Beliau melihat keluarga yang telah meninggal masih tersesat. Dengan lembut, Beliau menuntun mereka untuk mengikhlaskan dunia dan kembali menuju Cahaya.

Beliau pernah berbagi pengalaman memasuki alam Cahaya yang disebut Arupa Datu: ruang tanpa bentuk, hanya terang putih yang memancarkan kedamaian. Di sana tidak ada perbedaan apa pun. Tempat itu terasa seperti rumah—sampai Beliau hampir enggan kembali. Namun itu kisah lain untuk waktu lain.

Ketika Beliau hendak mengadakan workshop pertamanya, beliau mendapat “bisikan” nama teknik itu: PKeS, sebuah istilah untuk memudahkan banyak orang ikut serta dalam pelayanan menolong jiwa-jiwa yang terabaikan. Workshop pertama dilakukan menjelang masa pandemi, dan mentoring berlanjut melalui grup WhatsApp dan pertemuan Zoom. Banyak orang ikut bergabung karena teknik ini benar-benar membuka mata dan hati.

Beberapa peserta adalah anak-anak indigo yang memiliki kemampuan melihat jiwa tetapi tidak tahu bagaimana menanganinya. Ada yang ketakutan, ada yang menutup indera keenamnya, ada yang justru diarahkan menjadi dukun. Melalui PKeS, mereka akhirnya paham bahwa tidak semua jiwa yang muncul adalah gangguan—banyak dari mereka sebenarnya meminta pertolongan.

Ada tiga tahap yang biasanya diajarkan:

  1. Berdoa dengan keyakinan yang biasa dilakukan.
    Ketika jiwa muncul, mereka cukup berdoa khusyuk… dan jiwa itu perlahan menghilang.

  2. Meminjamkan ‘rasa’.
    Seperti yang dibahas dalam buku Mati Tak Berarti Pergi karya Herwiratno.
    Saat dilakukan, banyak jiwa muncul, tersenyum, lalu menghilang dalam cahaya kecil.

  3. PKeS: Pancaran Kasih energi Semesta.
    Ini tahap paling powerful. Hanya dengan duduk hening, niat tulus, dan hati terbuka, peserta melihat Cahaya besar muncul dan ribuan jiwa datang, berebut masuk. Ada yang tersenyum, ada yang melambaikan tangan, dan banyak yang tampak lega dan bahagia ketika akhirnya pulang.

Rata-rata peserta merasakan bahwa teknik ini bukan sekadar teori. Mereka melihat sendiri betapa banyak jiwa yang akhirnya menemukan jalan kembali.

Namun satu hal yang menjadi syarat utama, tanpa kompromi: ketulusan hati.
Tanpa itu, teknik ini hanya jadi gerakan kosong.

Mengapa kita perlu menolong mereka?
Tunggu sharing selanjutnya.
Karena cerita ini sudah panjang… dan perjalanan jiwa masih terus berlanjut. 😊

Salam Rahayu. 





INTROJECT: Penumpang gelap




 INTROJECT: Penumpang gelap

INTROJECT: Penumpang gelap


Seorang gadis remaja terindikasi kemasukan introject - berdasarkan informasi dari orang tuanya.

Introject atau penumpang gelap adalah spirit yang tak dikehendaki masuk ke dalam tubuh dan "dirasa" mengganggu.


Apakah harus dilakukan eksorsis atau deliverance dalam kasus ini? Seorang hipnoterapis tidak melakukan eksorsis. Hipnoterapis tidak melakukan pengusiran roh. Jika bertemu dengan introject, seorang hipnoterapis membantu introject mengkomunikasikan dirinya siapa, mengapa dan tujuannya ada di dalam diri seseorang.

Ia harus disapa dengan kelembutan dan kasih sayang yang tegas agar bisa mengenalkan dirinya. Setelah memahami persoalannya, seorang hipnoterapis membantu introject tersebut kembali pada Sang Pencipta dan memastikan bahwa ia telah "pulang" dengan damai di alam selanjutnya.


Dalam menghipnoterapi Klien, sebagai seorang Hipnoterapist, banyak bertemu dengan penumpang gelap yang berkaitan dengan masalah emosi klien.

Disebut penumpang gelap, karena seringkali menumpang dalam diri seseorang melalui emosi-emosi negatif, dengan dan tanpa diminta oleh yang bersangkutan.

Penumpang gelap atau introject itu  adalah mereka yang mengaku pernah hidup sebagai manusia, dan bisa diajak berkomunikasi serta memberikan informasi apa saja yang berhubungan dengan keberadaan mereka dalam diri klien. 


Dalam banyak kasus, seringkali mereka menjadi benalu dalam jiwa manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Secara langsung seperti introject itu ada yang mengendalikan dan menyuruh mereka untuk melakukan keburukan pada orang lain; misalnya agar berat jodoh, berat karir, gangguan kesehatan, atau biar bisa bercerai dan atau rumah tangga hancur dlsbnya.

Ada juga introject yang hanya senang dan masuk dalam diri seseorang, hanya karena mereka merasa nyaman, tetapi kehadiran mereka dalam diri seseorang tentunya akan memberikan dampak buruk dalam kehidupan.


Spirit tersebut, ketika terkoneksi, bisa diajak berkomunikasi, tentunya ada teknik yang dilakukan agar mereka mau bicara dan memberikan informasi apa saja yang dibutuhkan yang berkaitan dengan keberadaan mereka dalam diri klien.

Pada umumnya mereka akan bercerita apa adanya. dan dari sana kita akan bisa menentukan solusi bagi mereka untuk bisa lepas dari klien, dan penumpang gelap pun dapat dibantu melanjutkan perjalanan pulang menuju Cahaya Ilahi.


Sedikit saya share, spirit-spirit itu bisa saja dari keluarga klien, seperti orang tua, leluhur yang sudah meninggal, keluarga, tetangga, teman, pasangan, pacar dlsbnya. 

Kalau introject yang bermuatan energi negatif kebanyakan jiwa2 yang matinya masih membawa amarah, dendam, kebencian, tidak ikhlas, membawa janji yang belum ditepati, mereka rata-rata mengaku meninggal karena bunuh diri, mati dibunuh, mati kecelakaan, dlsbnya, sehingga mereka sangat rentan dapat diakses oleh orang-orang yang punya niatan jahat pada sesamanya.


Spirit-spirit itu ada yang sudah meninggal sangat lama, ribuan tahun, bahkan ada yang sudah meninggal jutaan tahun. Biasanya spirit yang terlalu lama di alam antara ini, mereka yang dikuasai oleh orang-orang yang cari ilmu dan mempekerjakan mereka dari abad ke abad, sampai pada waktunya mereka bertemu dengan orang yang bisa menolong agar bisa melanjutkan perjalanan pulang.


Dalam sesi hipnoterapi, tidak pernah melakukan pengusiran spirit, karena sebenarnya ketika terkoneksi, waktunya lah bagi mereka untuk diberikan pencerahan agar bisa melanjutkan perjalanan jiwa ke alam selanjutnya.


Dengan pengalaman ini, satu pesan yang perlu kita ingat yaitu; 

Jagalah hatimu, karena hatimu adalah pintu keluar masuknya berbagai energi alam semesta, dimana jika hatimu menciptakan emosi negatif, akan dengan mudah Anda diikuti penumpang gelap, karena penumpang gelap akan sangat efektif bekerja di level energi yang sama.

Biarkanlah hatimu selalu terkoneksi dengan energi Kasih Semesta, dan jadikanlah dirimu sebagai saluran  pancaran energi kasihNya bagi jiwa2 yang malang itu.


Note: Meskipun seorang Hipnoterapis tidak punya kemampuan untuk melihat secara spiritual, namun dalam teknik Hipnoterapi, bisa mengakses mereka yang halus-halus - sekali lagi jika mereka berkaitan dengan masalah klien.


RAHAYU

SALAM KEBERLIMPAHAN

BSD