SOUL HEALING - Dalam Hipnoterapi

Konflik Pernikahan, Energi Internal, dan Transformasi Melalui Hipnoterapi. (Kasus Pak Putra (Nama Samaran).


Pak Putra, seorang ayah dengan dua anak kecil, datang untuk menjalani sesi hipnoterapi dengan membawa beban konflik rumah tangga yang sudah berlangsung lama. Ia meyakini bahwa istrinya menjalin hubungan dengan rekan kerja, karena beberapa kali melihat keduanya pulang bersama di luar jam kerja. Meskipun sering ia tuding, sang istri tidak pernah mengakui adanya perselingkuhan. Situasi ini memicu pertengkaran berulang yang hampir selalu berujung pada keinginan sang istri untuk bercerai.

Berbeda dengan istrinya, Pak Putra tetap ingin mempertahankan rumah tangga mereka. Ia berpegang pada keyakinan bahwa pernikahan adalah ikatan suci yang tidak seharusnya diputuskan oleh manusia. Karena itu, ia menolak permintaan cerai dan berusaha dengan berbagai cara agar hubungan keluarga tetap bertahan.

Proses Hipnoterapi: Hambatan Emosional dan Energi Internal

Dalam sesi hipnoterapi, Pak Putra awalnya mengalami kesulitan memasuki kondisi trance. Ada blokade kuat yang terasa menghambat proses. Ketika saya menanyakan apakah ada sesuatu yang mungkin menjadi penghalang, Pak Putra sempat terdiam. Namun ketika ia bersedia melanjutkan instruksi, ia mendadak merasakan sakit hebat di kepala dan dada hingga membuatnya terkejut dan terbangun.

Setelah saya menanyakan kemungkinan adanya bentuk perlindungan spiritual atau ritual tertentu yang pernah ia lakukan, barulah Pak Putra mengakui bahwa ia memiliki (pengakuannya) sebuah *kodam* yang diberikan untuk melindungi dirinya. Dengan pendekatan yang tepat, akhirnya ia bersedia melepaskan energi tersebut, meskipun ia tidak tahu bagaimana caranya.

Saya kemudian memandu kembali proses masuk ke kondisi trance. Setelah melewati beberapa hambatan, Pak Putra berhasil mencapai gelombang otak Theta menuju Delta—kondisi paling dalam yang memungkinkan akses ke berbagai aspek energi internalnya. Di sini, muncul sosok yang mengaku sebagai leluhur yang telah meninggal ratusan tahun lalu, yang dulunya “dimasukkan” ke dalam diri Pak Putra melalui sebuah ritual oleh anggota keluarganya. Setelah melalui dialog terapeutik, sosok tersebut akhirnya bersedia melepaskan keterikatannya dan “kembali menuju Cahaya.”


Mengungkap Akar Masalah: Emosi, Perselingkuhan, dan Luka Batin

Ketika proses hipnoterapi dilanjutkan untuk mengidentifikasi akar konflik pernikahan, ditemukan beberapa aspek yang saling berkaitan:

  1. Sikap kasar dan emosional. Energi dari kodam yang melekat pada Pak Putra memperkuat sifat dasar emosionalnya sehingga ledakan amarah lebih mudah muncul. Hal ini memperburuk interaksi dengan istrinya.
  2. Perselingkuhan di masa lalu. Dorongan energi tersebut juga membuat Pak Putra terjerumus dalam perselingkuhan dengan seseorang yang bekerja sebagai pembantunya. Sang istri mengetahui hal ini. Walaupun mereka sempat menyelesaikannya secara damai dan saling memaafkan, luka di hati istrinya ternyata tertanam sangat dalam.
  3. Luka batin yang tidak sembuh. Dalam alam bawah sadar istrinya, tersimpan perasaan tidak dihargai, tidak dianggap, dan terus-menerus disakiti. Setiap kali melihat suaminya, luka itu kembali terbuka, menciptakan rasa benci yang tumbuh perlahan namun pasti.
  4. Menjauh secara emosional maupun fisik. Karena tekanan batin, istrinya mulai menghindar, lebih sering berkeluh kesah kepada teman kerjanya, dan tidak lagi pulang tepat waktu. Ia juga mulai tidak menjalankan perannya sebagai istri sebagaimana biasanya—baik dalam urusan rumah tangga maupun hubungan suami istri.

Kecurigaan Pak Putra mengenai perselingkuhan justru memperbesar jarak antara keduanya. Tuduhan tersebut memicu pertengkaran hebat yang membuat istrinya semakin mantap untuk meminta perceraian karena merasa terus disalahkan.


*Soul-to-Soul Therapy: Pilihan Jiwa Sang Istri

Melalui soul-to-soul therapy, jiwa sang istri menunjukkan satu keputusan yang berulang: keinginan untuk berpisah terlebih dahulu. Baginya, jarak adalah jalan yang paling netral dan aman—baik untuk dirinya maupun untuk kemungkinan memperbaiki hubungan dalam jangka panjang. Keputusan itu bukan karena ingin menghancurkan pernikahan, tetapi karena ia membutuhkan ruang untuk memulihkan diri dari luka yang telah terlalu lama ia pendam.

*Pelajaran Penting dari Kasus Ini
  • Kesucian pernikahan adalah tanggung jawab bersama. Pernikahan adalah pilihan sadar yang kita buat. Karena itu, jagalah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Jangan menyalahkan siapa pun atas pilihan yang kita ambil sendiri. 
  • Hindari ketergantungan pada energi atau entitas spiritual apa pun. Penggunaan “kodam” atau bentuk perlindungan non-ilmiah lainnya dapat memengaruhi kondisi emosi, pikiran, bahkan kualitas hidup secara keseluruhan. Energi semacam ini dapat mengacaukan keharmonisan keluarga, rezeki, kesehatan, serta keseimbangan jiwa. 
  • Berlindunglah hanya pada Tuhan Yang Maha Esa. Perlindungan ilahi tidak memiliki pamrih dan tidak membawa dampak negatif bagi kejiwaan. 
  • Selesaikan apa yang pernah Anda mulai.  Apa yang telah Anda ikrarkan di hadapan Tuhan adalah amanah. Bila ada masalah, hadapilah dengan kesadaran, bantuan profesional, dan niat untuk memperbaiki diri.

*Semoga sharing kasus diatas, kita semua dapat belajar banya hal dan semakin memahami bahwa perjalana kehidupan ini selalu bersandar pada kasihNya hanya padaNya kita berlindung.
Salam Bahagia.

“Ketika Jiwa Tak Lagi Utuh”

 


HIPNOTERAPI & HIPNO -MEDIUM

Ketika jiwa tak lagi utuh, hidup pun terasa gelap.

Ada klien yang seumur hidup selalu bingung menentukan pilihan. Ia mencoba hipnoterapi berkali-kali, tetapi tidak merasakan apa-apa—hanya kegelapan yang menutup pandangan batinnya. Ia bahkan tidak bisa melihat dirinya sendiri.

Melalui Hipno-Medium, barulah ditemukan akar masalahnya:
sebagian jiwanya tidak berada di tubuhnya, melainkan ikut bersama roh ayahnya di wilayah Laut Selatan, terikat oleh perjanjian leluhur. Karena cintanya pada sang ayah, bagian nurani itu ikut terseret saat ayahnya meninggal.

Inilah yang membuat ia sulit fokus, tidak bisa masuk kondisi deep, dan merasa ada bagian dirinya yang hilang.

Dengan izin Semesta, medium terhubung dengan penjaga wilayah tersebut, dan melalui teknik PKeS serta metode Soul Designs dari buku “Desain Jiwa”, dilakukan proses pelepasan, negosiasi, dan penarikan kembali bagian jiwa yang tercecer.

Kapan Hipno-Medium dibutuhkan?

  • Saat klien selalu melihat gelap/kosong dan tidak merasakan apa-apa.

  • Ketika terasa ada bagian diri yang hilang atau tidak utuh.

  • Saat ada pengaruh energi atau perjanjian tertentu yang mengikat jiwa.

Setelah jiwa kembali utuh, barulah hipnoterapi bisa berjalan optimal—membantu klien menemukan arah hidup, ketenangan, dan kejelasan batin.

Salam Sehat, Rahayu.

☯️





"21 Tahun Terbelenggu: Perjalanan Membebaskan Jiwa dari Trauma dan Energi Negatif”

 

Sebuah Perjalanan Menemukan Kedamaian Batin

Seorang ibu berusia 45 tahun datang menjalani rangkaian hipnoterapi setelah bertahun-tahun hidup dalam kecemasan. Ia pernah dua kali dirawat di RSJ selama tiga bulan, dan hingga kini masih bergantung pada obat penenang. Rasa takut yang berlebihan telah membatasi hidupnya dan membuatnya sulit menjalani hari dengan tenang.


Akar Luka Emosional yang Bertahun-Tahun Terkubur

Melalui beberapa sesi terapi regresi, lapisan demi lapisan emosinya mulai terkuak. Ia tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis: orang tuanya bercerai, ayahnya meninggal dunia, dan kini ibunya pun sedang sakit keras. Semua itu menumpuk menjadi rasa bersalah, kecemasan, serta ketidakstabilan emosi yang sering muncul sebagai kemarahan dan ketakutan mendalam.

Membersihkan Energi Negatif: Proses Bertahap dari Sesi ke Sesi

Pada setiap sesi hipnoterapi, berbagai energi negatif yang menumpuk dari masa lalu mulai dinetralisir menggunakan Part Therapy dan Soul Chair Therapy, hingga akhirnya ia mencapai tahap Forgiveness.
Namun pada sesi lanjutan, ditemukan sesuatu yang lebih dalam:
sebuah introject, entitas astral yang masuk ke dalam dirinya sekitar 21 tahun lalu. Introject ini memperkuat ketakutannya, terutama saat ia sakit atau merasa terancam akan dirawat kembali di RSJ.

Sosok ini berhasil diidentifikasi dan, melalui proses khusus, dilepaskan dari diri klien agar dapat melanjutkan perjalanan ke tempat yang seharusnya.

Ketika Luka Trauma Menarik Energi Serupa

Dalam banyak kasus hipnoterapi, emosi negatif yang sudah lama tersimpan sering menjadi magnet bagi entitas astral dengan vibrasi yang sama. Energi ini tidak hanya menambah beratnya beban emosional, tetapi juga memperkuat luka yang ada.
Jika tidak dilepaskan dengan teknik yang tepat, entitas tersebut dapat menjadi anchor yang menarik jiwa klien kembali ke vibrasi trauma.

Melalui beberapa sesi yang dilakukan secara konsisten, seluruh energi negatif dinetralisir dan dikembalikan ke tempat masing-masing, memberi jalan bagi klien untuk kembali pada dirinya yang lebih utuh.

Kelahiran Baru Sebuah Kedamaian

Pada sesi terakhir, klien bangun dengan perasaan lega dan damai—sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan. Trauma yang selama ini menghantuinya telah terurai, memberikan harapan baru untuk kehidupan yang lebih stabil, harmonis, dan penuh ketenangan.


Pelajaran untuk Kita Semua

Kesembuhan emosional bisa terjadi dalam sekali sesi, namun banyak kasus juga yang membutuhkan beberapakali sesi, ini sangat tergantung sugestible PBS nya.

Kasus diatas membutuhkan beberapa kali sesi terqapi.

Perjalanan ini menunjukkan betapa pentingnya proses bertahap: membuka luka yang terpendam, membersihkan energi yang melekat, dan mengembalikan bagian diri yang hilang.

Ketika kita bersedia menjalani prosesnya—sesi demi sesi—kita membuka pintu menuju kehidupan yang lebih utuh, lebih ringan, dan lebih bahagia.

Salam Rahayu 💓💓💓

The Branz - BSD, 31 Mei 2024

Meditasi PKeS: Menyelaraskan Batin, Pikiran, dan Energi

PANDUAN MELAKUKAN PKES



Dalam Keheningan

Ambil posisi nyaman ... senyaman mungkin.

Tarik napas perlahan… dan biarkan diri memasuki ketenangan.

Sekarang, rasakan energi kasih Tuhan memancar dari pusat jiwamu yang paling dalam.
Mungkin terasa hangat… mungkin sejuk… atau mungkin ada getaran halus yang menyentuh hati.
Apa pun sensasinya — selama disertai rasa damai — itulah energi Kasih Tuhan, energi Kasih Semesta, yang mulai hadir dalam dirimu.

Bayangkan energi kasih itu turun lembut dari atas kepala,
melewati leher,
menyusuri tulang belakang hingga tulang ekor,
terus turun sampai ke telapak kaki.

Kemudian biarkan ia naik kembali melalui betis, lutut, perut, dan bertemu dengan cahaya Kasih Tuhan yang memancar dari hatimu sendiri.
Di titik ini, kasih Tuhan sepenuhnya mengisi dirimu — menyatukan pikiran, hati, dan tubuh dalam perlindungan-Nya.

Rasakan energi itu terus naik, melewati leher, dahi, kepala, dan kembali ke titik di atas kepala.
Kini seluruh dirimu berada di dalam penjagaan energi Ilahi yang murni.


Menjadi Saluran Energi Kasih Tuhan

Sekarang, bayangkan dirimu sebagai pipa, sebagai saluran, sebagai wadah yang jernih tempat energi Kasih Tuhan mengalir.

Biarkan energi kasih ini terpancar:
melalui hati,
melalui telapak tangan,
melalui dahi,
bahkan melalui setiap pori-pori tubuhmu.

Arahkan energi itu kepada saudara atau sahabat yang sedang kau fokuskan dalam PKeS.

Biarkan energi kasih Tuhan:

  • menyentuh bagian dalam diri mereka yang sedang sakit,

  • menarik keluar residu-residu energi negatif,

  • melepaskan cengkeraman energi gelap,

  • membawa pulang jiwa-jiwa alam antara yang sebelumnya dimanfaatkan untuk menyakiti mereka, kembali ke Cahaya-Nya.

Biarkan energi kasih Tuhan juga melindungi bagian yang sehat — tubuh, hati, dan pikiran mereka — agar tetap kuat dan tetap dalam naungan Ilahi.

Dan di atas semua itu, biarkan jiwamu berserah sepenuhnya.
Izinkan diri menjadi saluran murni bagi Kasih Tuhan.
Biarkan cara Tuhan yang terbaik terjadi pada saudara dan sahabat yang sedang kita PKeS.


(hening sejenak / musik lembut mengalun)


Syukur & Terima Kasih

Tarik napas panjang… tahan… lalu hembuskan perlahan.

Kita bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan, Sang Semesta, telah memperkenankan diri kita menjadi saluran energi kasih-Nya bagi kebaikan saudara dan sahabat yang sedang kita doakan.


Direct Drive

Tanamkan dalam pikiran, hati, dan tubuh kita:
Setiap PKeS yang dilakukan dengan ketulusan selalu membuahkan kebaikan.
Energi kasih Tuhan selalu menemukan jalannya.


Note:

“Ketika Energi Kasih-Nya mengalir dengan benar, tubuh kita memancarkan cahaya lembut yang bukan berasal dari diri kita, melainkan dari-Nya. Kita tetap hening, tetap tulus, dan hanya menjadi wadah yang menerima serta memantulkan kasih itu.”

 Pancaran Kasih Energi Semesta (PKES)

Pancaran energy kasih semesta adalah teknik "menemukan Tuhan dalam segala, dan segala dalam Tuhan" sesuai dengan pengalaman batin Inigo Loyola. Dalam tulisannya, Santo Inigo menulis tentang "kontemplasi untuk mendapat cinta". Menurutnya, hanya manusia yang mempunyai pengalaman dicintai oleh Tuhan dapat membagikan kasih dan cinta Tuhan kepada sesamanya dan semesta. Kasih Tuhan dialami dalam pengalaman yang dekat dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. Berdasar pengalaman dikasihi tersebut, seseorang akan mengembalikan energy kasih yang dialami dan dimilikinya kepada orang lain atau semesta. Itu sebabnya Inigo mengatakan bahwa Cinta adalah kondisi menerima dan memberi dari kedua belah pihak. Pihak yang dicintai dan mencintai. Dan pancaran dari kasih ini oleh kita dipancarkan kepada siapapun dan apapun baik yang baik maupun yang jahat. Pada saat memancarkan kasih ini hanya ada kasih itu sendiri dan kepasrahan bahwa energy kasih akan bekerja.

A. Pengertian:

Pancaran Kasih energi Semesta. Yang hendak ditekankan adalah Kasih Semesta atau kasih Tuhan itu Energi. Powernya bisa kita rasakan di dalam diri kita masing-masing.

Wujud getaran energi yang dirasakan. Wujud ini terasa dalam diri Anda, sesuai dengan karakter Anda dan bagaimana Anda merasa nyaman dengan wujud energi kasih-Nya yang Ada rasakan.

  • a. Seperti gelombang cahaya yang memancar.
  • b. Seperti gelombang udara yang menyebar.
  • c. Seperti air sejuk yang mengalir
  • d. Tidak seperti apapun namun terasa memancar dalam hati.

Anda bebas memberi gambaran kasih energi-Nya ini seperti apa, namun rasa anda mesti mengenal dan merasakan bahwa yang Anda pancarkan sungguh kasih energi-Nya.

B. Posisi diri saat melakukan PKeS.

Diri adalah saluran, pipa atau sarana dari kasih energi semesta yang terpancar. Meski seolah diri kita yang memancarkan namun sesungguhnya semesta / Tuhan sendiri yang memancarkan energi kasih- Nya. Sikap kita pada saat PKeS ini hanya sumeleh, berserah diri.

C. Bagaimana Kasih energi-Nya memancar?

Pertama, bisa muncul dari diri terdalam Anda di cakra jantung atau hati Anda. Dari dalam energi-Nya memancar keluar. Jika untuk diri sendiri, alirannya memancar dari hati lalu naik ke atas sampai ujung rambut. Lalu turun lagi dari kepala, badan, tangan dan kaki. Lalu naik lagi dan berpusat kembali di hati.

Kedua, bisa muncul dari alam semesta ini. Energi itu masuk melalui cakra mahkota atau kepala kita, turun melalui tulang belakang sampai ke ujung kaki, lalu naik ke atas melewati cakra seks, naik lagi melewati cakra solar plexusya atau perut kita. Naik lagi menuju cakra jantung atau hati. Energi berputar-putar di situ. Lalu naik melewati cakra tenggorokan dan berpusat di cakra Ajna atau kening kita. Lalu, energi itu jika mengalir keluar, pintu mengalirnya adalah dari hati kita, telapak tangan dan cakra Ajna atau titik tengah kening kita.

Ketiga, gabungan dari dalam hati yang memancar dan dari semesta yang masuk. Proses masuk bisa seperti di atas, atau langsung merasakan saja di hati kasih energi-Nya sebelum terpancar keluar. Pancaran keluarnya bisa lewat kening, telapak tangan dan hati bagian tubuh kita. Atau dari setiap sudut

D. Ciri atau tanda kasih Energi-Nya yang kita rasakan.

Pertama kita merasa rileks, santai, tenang dan damai. Pikiran masuk dalam suasana rileks, santai, tenang dan damai tersebut. Kedua, fisik khususnya di hati, telapak tangan dan kepala terasa hangat, sejuk atau lembut.

____________________________________________________________________________________

 PRINSIP DASAR PKeS

Makna Doa & Dasar PKeS (Pancaran Kasih Energi Ilahi)

Doa adalah momen ketika seseorang memasuki kondisi mirip hipnosis alami—gelombang otak turun dari Beta menuju Alfa dan Theta. Dalam kondisi lembut ini, pikiran menjadi fokus, hati lebih terbuka, dan tubuh ikut selaras. Di titik inilah afirmasi dan permohonan dapat tersampaikan dengan kuat kepada Semesta, dan potensi terkabulnya menjadi lebih nyata.

Dalam keheningan seperti ini, setiap kata dari pikiran, hati, dan tubuh menyatu. Ketiganya bekerja bersama: fokus, tulus, dan pasrah. Inilah kunci agar doa dan afirmasi benar-benar mengalir ke tujuan.

Dalam doa, Anda dapat menyebut siapa pun—keluarga, saudara, sahabat, ataupun jiwa-jiwa yang tidak dikenal: mereka yang meninggal karena bencana alam, peperangan, kecelakaan, kekerasan, pembunuhan, hingga mereka yang wafat secara tidak wajar. Luangkan 5–10 menit hening; biarkan doa Anda menjadi jembatan kasih.


Prinsip Dasar PKeS: Pancaran Kasih Energi Ilahi

1. Persiapan: Niat yang Tulus

Sebelum memulai, arahkan diri pada satu tujuan dengan penuh ketulusan. Libatkan pikiran, hati, dan tubuh sepenuhnya. Percaya—bukan 100%, tapi seribu persen—bahwa Tuhan dan Semesta mendengar dan akan memudahkan jalan.

2. Saat Memulai PKeS: Lepaskan Permohonan

Begitu memasuki PKeS, tinggalkan permintaan Anda. Yang tersisa hanyalah kepasrahan. Biarkan diri menjadi saluran murni dari energi kasih Tuhan, tanpa kendali dan tanpa tuntutan.

3. Rasakan Kasih-Nya dalam Diri

Sadarilah bahwa energi yang mengalir dari Anda bukan berasal dari diri Anda. Yang memancar, menyebar, dan mengalir adalah kasih-Nya. Anda hanya wadah yang menyalurkannya.

4. Lakukan dari Ruang Kasih

Esensi energi Ilahi adalah cinta yang menyembuhkan. Maka lakukan PKeS dalam suasana hati penuh kasih—bahkan kepada orang yang pernah melukai Anda. Jika muncul rasa selain kasih, dan Anda merasakan ego ikut bergerak, segera hentikan dan beralih ke doa biasa.

5. Tidak Ada Batasan Waktu

PKeS dilakukan setulus mungkin, tanpa paksaan. Jika mulai terasa sebagai kewajiban atau beban, akhiri dengan lembut dan lanjutkan dengan doa biasa. Ketulusan adalah jantungnya.

6. Energi Mengikuti Pikiran

Walaupun Anda tidak mengarahkan kemana energi itu harus mengalir, prinsip alam tetap bekerja: energy follows the mind. Energi akan bergerak menuju tujuan yang Anda tetapkan saat persiapan—tempat di mana keyakinan Anda berada.


💓💓❄️❄️💓💓




 PERJALANAN PULANG 



Membantu Jiwa Melanjutkan Perjalanan Pulang

Kita yang masih memiliki tubuh fisik dapat bergerak, memilih, dan berjuang selama tubuh ini sehat dan kuat. Namun bagaimana dengan mereka yang sedang sakit, terbatas, atau bahkan sudah tidak lagi memiliki tubuh fisik karena kematian?

Di sinilah hukum Semesta bekerja: yang kuat menolong yang lemah, yang sehat menolong yang sakit, dan yang masih berinkarnasi membantu yang telah melampaui tubuh fisik.

Tulisan ini mengajak kita memahami bagaimana menolong jiwa-jiwa alam antara — jiwa yang belum sepenuhnya melanjutkan perjalanan Pulang. Kematian adalah perubahan besar yang tak bisa dicegah, dan setiap makhluk yang lahir pasti akan mengalaminya. Namun meski tubuh berakhir, jiwa tetap abadi — entah ia pernah menjadi manusia yang baik ataupun buruk. Hanya tubuh fisik yang kembali ke tanah; jiwa kembali melanjutkan perjalanan.

Pertanyaan besarnya:
Setelah tubuh dikuburkan, ke mana jiwa pergi?
Penjelasan berikut, disarikan dari pengalaman Heri Siswanto dalam membantu banyak jiwa secara spiritual dan melalui teknik Hipnoterapi, memberi gambaran tentang hubungan Tubuh, Jiwa, dan Roh — serta bagaimana manusia dapat membantu jiwa-jiwa alam antara melalui PKeS.


Tubuh, Jiwa, dan Roh

1. Perasaan : Ekspresi Murni dari Jiwa

Jiwa memiliki kebebasan tersendiri, bahkan saat ia menyatu dengan tubuh. Ia dapat merasakan sakit, sedih, senang, kecewa, takut, maupun gembira. Semua perasaan manusia adalah jendela bagi jiwa itu sendiri.

Perasaan-perasaan ini hidup, bergerak, dan dapat diajak berkomunikasi. Luka batin yang belum terselesaikan muncul sebagai:

  • rasa marah,

  • takut,

  • sedih,

  • kecewa,

  • atau perasaan negatif lainnya.

Melalui soul talk — dialog batin — seseorang dapat mengajak perasaan ini berbicara untuk mengetahui sumber luka dan cara menyembuhkannya. Perasaan positif pun bisa diajak berdialog untuk memahami sisi bijak dan indah dari jiwa.

Jiwa, dengan segala kompleksitasnya, adalah tempat pengalaman hidup tersimpan dan terekspresikan.


2. Roh: Jatidiri Sejati

    Roh adalah inti terdalam manusia, bagian yang selalu terhubung dengan Sang Pencipta atau    Semesta. Ketika manusia meninggal, jiwa kembali menyatu dalam Roh, membawa memori kehidupan yang telah dijalani.

Roh memberi:

  • kemampuan spiritual,

  • kesadaran lebih tinggi,

  • intuisi,

  • serta dorongan untuk kembali pada sifat agung dan luhur manusia.

Roh melampaui batas doktrin dan dogma. Ia tidak terkurung oleh ajaran apa pun. Secara energi, Roh adalah entitas tinggi yang memungkinkan manusia menyembuhkan diri melalui apa yang dikenal sebagai Divine Healing atau PKeS — Pancaran Kasih Energi Semesta.

Dalam healing ini, manusia hanya menjadi sarana: pasrah, sumeleh, dan membiarkan Tuhan bekerja melalui dirinya.


PKeS: Pancaran Kasih Energi Semesta

PKeS adalah proses menemukan Tuhan dalam segala, dan menemukan segala dalam Tuhan.

Hanya seseorang yang pernah mengalami kasih Tuhan secara nyata yang dapat memancarkan kasih itu kembali kepada sesama dan Semesta. Kasih Tuhan hadir melalui pengalaman hidup sehari-hari, melalui hal-hal sederhana yang menyentuh hati.

Ketika seseorang menerima kasih itu, ia terdorong untuk memancarkannya kembali — kepada siapa pun:
yang baik, yang jahat, yang sehat, yang sakit, bahkan kepada yang telah melukai dirinya.

Saat memancarkan kasih, satu hal yang tersisa hanyalah kasih itu sendiri — bukan ego, bukan dendam, bukan harapan pribadi.


Tahapan Memancarkan Kasih Energi Semesta

1. Doa dan Niat

    Mulai dengan doa atau memusatkan pikiran pada tujuan PKeS.

2. Pengaktifan Jalur Energi Kasih (Opsional)

    Beberapa praktisi menggunakan teknik khusus untuk membuka aliran energi.

3. Relaksasi

    Masuk ke gelombang otak Alfa–Theta, kondisi di mana keheningan batin muncul.

4. Mengalami Energi Tuhan

  • Setelah rileks, izinkan kasih Tuhan mengalir ke dalam diri.
  • Fokuskan pada cakra jantung (pusat hati), lalu biarkan energi itu menyebar ke seluruh tubuh.
  • Ciri seseorang mulai merasakan energi Tuhan:

    1. Hati terasa hangat.
    2. Batin terasa damai.
    3. Ada kepasrahan total, tanpa ekspektasi apa pun.

5. Memancarkan Energi Kasih

  • Ketika kasih itu telah dirasakan, pancarkan melalui hati atau telapak tangan.
  • Imajinasikan energi Ilahi mengalir keluar — lembut, jernih, ringan — mengikuti arah niat awal Anda.
  • Lepaskan pikiran seperti:
  • “Ini energiku atau energi Tuhan?”

    Cukup izinkan mengalir dengan kepercayaan dan sumeleh.

6. Kunci Penting

  • Yakin pada Tuhan, apa pun nama yang Anda gunakan.

  • Pasrah dan biarkan Tuhan bekerja. Anda hanya saluran

  • Pancarkan kasih, bukan emosi atau energi negatif.
    Jika hati Anda masih berat atau marah, hentikan sejenak dan kembali ke doa biasa.

7. Penutup: Syukur

Akhirilah dengan rasa syukur dan terima kasih atas kesempatan menjadi saluran kasih-Nya.


www.rumahhealing.com