PERJALANAN PULANG 



Membantu Jiwa Melanjutkan Perjalanan Pulang

Kita yang masih memiliki tubuh fisik dapat bergerak, memilih, dan berjuang selama tubuh ini sehat dan kuat. Namun bagaimana dengan mereka yang sedang sakit, terbatas, atau bahkan sudah tidak lagi memiliki tubuh fisik karena kematian?

Di sinilah hukum Semesta bekerja: yang kuat menolong yang lemah, yang sehat menolong yang sakit, dan yang masih berinkarnasi membantu yang telah melampaui tubuh fisik.

Tulisan ini mengajak kita memahami bagaimana menolong jiwa-jiwa alam antara — jiwa yang belum sepenuhnya melanjutkan perjalanan Pulang. Kematian adalah perubahan besar yang tak bisa dicegah, dan setiap makhluk yang lahir pasti akan mengalaminya. Namun meski tubuh berakhir, jiwa tetap abadi — entah ia pernah menjadi manusia yang baik ataupun buruk. Hanya tubuh fisik yang kembali ke tanah; jiwa kembali melanjutkan perjalanan.

Pertanyaan besarnya:
Setelah tubuh dikuburkan, ke mana jiwa pergi?
Penjelasan berikut, disarikan dari pengalaman Heri Siswanto dalam membantu banyak jiwa secara spiritual dan melalui teknik Hipnoterapi, memberi gambaran tentang hubungan Tubuh, Jiwa, dan Roh — serta bagaimana manusia dapat membantu jiwa-jiwa alam antara melalui PKeS.


Tubuh, Jiwa, dan Roh

1. Perasaan : Ekspresi Murni dari Jiwa

Jiwa memiliki kebebasan tersendiri, bahkan saat ia menyatu dengan tubuh. Ia dapat merasakan sakit, sedih, senang, kecewa, takut, maupun gembira. Semua perasaan manusia adalah jendela bagi jiwa itu sendiri.

Perasaan-perasaan ini hidup, bergerak, dan dapat diajak berkomunikasi. Luka batin yang belum terselesaikan muncul sebagai:

  • rasa marah,

  • takut,

  • sedih,

  • kecewa,

  • atau perasaan negatif lainnya.

Melalui soul talk — dialog batin — seseorang dapat mengajak perasaan ini berbicara untuk mengetahui sumber luka dan cara menyembuhkannya. Perasaan positif pun bisa diajak berdialog untuk memahami sisi bijak dan indah dari jiwa.

Jiwa, dengan segala kompleksitasnya, adalah tempat pengalaman hidup tersimpan dan terekspresikan.


2. Roh: Jatidiri Sejati

    Roh adalah inti terdalam manusia, bagian yang selalu terhubung dengan Sang Pencipta atau    Semesta. Ketika manusia meninggal, jiwa kembali menyatu dalam Roh, membawa memori kehidupan yang telah dijalani.

Roh memberi:

  • kemampuan spiritual,

  • kesadaran lebih tinggi,

  • intuisi,

  • serta dorongan untuk kembali pada sifat agung dan luhur manusia.

Roh melampaui batas doktrin dan dogma. Ia tidak terkurung oleh ajaran apa pun. Secara energi, Roh adalah entitas tinggi yang memungkinkan manusia menyembuhkan diri melalui apa yang dikenal sebagai Divine Healing atau PKeS — Pancaran Kasih Energi Semesta.

Dalam healing ini, manusia hanya menjadi sarana: pasrah, sumeleh, dan membiarkan Tuhan bekerja melalui dirinya.


PKeS: Pancaran Kasih Energi Semesta

PKeS adalah proses menemukan Tuhan dalam segala, dan menemukan segala dalam Tuhan.

Hanya seseorang yang pernah mengalami kasih Tuhan secara nyata yang dapat memancarkan kasih itu kembali kepada sesama dan Semesta. Kasih Tuhan hadir melalui pengalaman hidup sehari-hari, melalui hal-hal sederhana yang menyentuh hati.

Ketika seseorang menerima kasih itu, ia terdorong untuk memancarkannya kembali — kepada siapa pun:
yang baik, yang jahat, yang sehat, yang sakit, bahkan kepada yang telah melukai dirinya.

Saat memancarkan kasih, satu hal yang tersisa hanyalah kasih itu sendiri — bukan ego, bukan dendam, bukan harapan pribadi.


Tahapan Memancarkan Kasih Energi Semesta

1. Doa dan Niat

    Mulai dengan doa atau memusatkan pikiran pada tujuan PKeS.

2. Pengaktifan Jalur Energi Kasih (Opsional)

    Beberapa praktisi menggunakan teknik khusus untuk membuka aliran energi.

3. Relaksasi

    Masuk ke gelombang otak Alfa–Theta, kondisi di mana keheningan batin muncul.

4. Mengalami Energi Tuhan

  • Setelah rileks, izinkan kasih Tuhan mengalir ke dalam diri.
  • Fokuskan pada cakra jantung (pusat hati), lalu biarkan energi itu menyebar ke seluruh tubuh.
  • Ciri seseorang mulai merasakan energi Tuhan:

    1. Hati terasa hangat.
    2. Batin terasa damai.
    3. Ada kepasrahan total, tanpa ekspektasi apa pun.

5. Memancarkan Energi Kasih

  • Ketika kasih itu telah dirasakan, pancarkan melalui hati atau telapak tangan.
  • Imajinasikan energi Ilahi mengalir keluar — lembut, jernih, ringan — mengikuti arah niat awal Anda.
  • Lepaskan pikiran seperti:
  • “Ini energiku atau energi Tuhan?”

    Cukup izinkan mengalir dengan kepercayaan dan sumeleh.

6. Kunci Penting

  • Yakin pada Tuhan, apa pun nama yang Anda gunakan.

  • Pasrah dan biarkan Tuhan bekerja. Anda hanya saluran

  • Pancarkan kasih, bukan emosi atau energi negatif.
    Jika hati Anda masih berat atau marah, hentikan sejenak dan kembali ke doa biasa.

7. Penutup: Syukur

Akhirilah dengan rasa syukur dan terima kasih atas kesempatan menjadi saluran kasih-Nya.


www.rumahhealing.com


0 komentar:

Posting Komentar